Kita pada tempat yang tak sama, namun kita berarah kiblat satu. Kita berantara tempat yang dipautkan jarak, namun kita dalam naungan 'bulan' yang mempersamakan fokus bola mata.
Bagaimana mungkin aku mengatakan bulan itu tak indah. Mampu menyerap tatapan banyak insan, termasuk aku dan kamu, untuk ia leburkan dalam ucap kita yang saling merindu. Dialah subjek alam yang selalu kutunggui tiap kecahayaannya. Dengan harapan besar ia akan meluruhkan seluruh rinduku padamu.
Yah... bulan itu tetap fokus meski kian menjulang tinggi. Tetap konsisten dengan eksistensinya untuk mencahayakan bumi yang rindu akan sinar dimalam hari. aku rasa hal itu sama seperti dirimu, yang menanamkan kekokohan pertahanan untuk terus nyata dalam percintaan yang bisa dikatakan semu ini.
Jika aku kagum pada bulan hanya melalui apa yang kulihat dari dirinya. Maka, benar jika aku mencintaimu dari banyak tutur katamu, perhatianmu, bekapanmu, kasih sayangmu, yang secara unik kau melodikan dengan indah melalui tulisan-tulisanmu.
Walau saat ini aku tak bisa menyentuhmu, tapi aku tahu kita saling memenjarakan diri dipertukaran hati kita. Terpenjara? kenapa aku harus ragu mengatakan itu,ketika keyakinan hati kian mengokoh oleh kepercayaan yang kita janjikan. Kau melepaskan diri untuk kubekap mesra, tanpa lengah kukunci dengan ambisi, akupun melepaskan diri untuk kau belai lembut hingga aku benar-benar rasakan nyaman yang mengikat.
Bulan...
Bisakah kusampaikan ini?
Aku tak memaksamu jadi saksi, tapi berilah aku celah untuk menyimpan memori manis ini dengan sihirmu. Sihir yang membuat setiap mata yang menatapmu menjadi abadi.Terkadang aku tak mengerti akan jalan pikirannya. Anggap saja aku terlalu kekanakan. Berbicara dengannya menggunakan bahasa seperti ini sangat menyenangkan.
Setiap orang mempunyai cara berbeda untuk melukiskan cinta.
Dan ketika kau menyaksikan kami, akuilah seperti aku yang mengakui,bahwa ini cara teromantis untuk melukiskannya. Akuilah seperti aku yang mengakui, bahwa kepercayaan ini sebesar percayamu pada lazuardi yang enggan melepaskan pelukannya padamu, meski kau hilang dan kembali.
Jika langit adalah duniamu, maka 'dia' adalah duniaku
Bulan...
Kuucapkan ribuan terima kasih atas larutan homogen yang kusebut 'saling bertatap melaluimu'
Merinding we bacanya **
BalasHapusHehe...
HapusTunggu artikel selanjutnya :)